DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

13 January 2017, 09:33 WIB
Last Updated 2017-01-13T02:33:55Z
AKTIVIS

Merdeka Sirait: Waspadai Perkosaan Anak Secara Kelompok

Advertisement
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, meminta pemerintah dan masyarakat mewaspadai terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan para pelaku secara kelompok.

Tahun 2017 belum lagi masuk minggu kedua, tetapi kekerasan seksual yang dilakukan para pemerkosa secara kelompok, sudah 4 kasus, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait.

Kasus mengenaskan menimpa seorang balita, KE (4) selain mengalami pemerkosaan juga dibunuh dan mayatnya ditemukan terkubur dalam aliran sungai berisi lumpur di Kompleks Kokodo, Kota Sorong, Papua Barat, Selasa 10 Januari 2017.

Kasus lainya terjadi di Deli Serdang, siswi SMP diperkosa sebanyak 8 pemuda, dan di kota Pematang Siantar juga siswi SMP mengalami perkosaan oleh sekelompok pemuda pada tangga 7 Januari 2017. 

Dan kejadian serupa terjadi di Kabupaten Samosir sepasang kakak adik diperkosa 11 pelaku, yang diantara pelakunya ada yang masih berusia anak-anak.

Dengan adanya empat kasus di awal tahun 2017 ini, dia Arist Merdeka Sirait memprediksi kejahatan seksual dengan modus berkelompok akan meningkat.

"Ini artinya menandakan perbuatan kejahatan seksual yang mengancam anak-anak Indonesia sudah masuk kategori kejahatan yang biadab," kata Merdeka Sirait ketika dihubungi Viva, Kamis 12 Januari 2017.

Menurutnya, pelaku kejahatan seksual yang dilakukan anak di bawah umur adalah fenomena yang sangat menakutan. Hal ini terjadi sebab adanya tsunami teknologi dan informasi.

"Tsunami teknologi dan informasi inilah yang menjadi pemicu mereka banyak mengakses gambar porno baik itu porno aksi maupun gambar yang tidak layak dikonsumsi anak-anak. Lalu kemudian di dorong miras, narkoba dan lainnya. Maka anak-anaklah yang selain korban tapi jadi pelaku," ucapnya.

Bahkan, ia menegaskan, tsunami teknologi tidak hanya masuk ke kota-kota besar, tetapi juga terjadi di desa-desa, dan ini dibuktikan dengan empat kasus diawal tahun yang justru terjadi di pedesaan.

Merdeka Sirait mengemukakan, pada tahun 2016 kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak mencapai 26 persen.

"Dengan tren pada awal tahun ini yang sudah mencapai 4 kasus, maka kemungkinan kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak pada tahun 2017 ini, bisa mencapai 30 atau bahkan 32 persen," prediksi Merdeka sirait.

.viq