DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

14 February 2017, 22:58 WIB
Last Updated 2017-02-14T15:58:15Z
ISU

Setelah SBY, Giliran Ibas Dibidik Antasari

Advertisement
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Mantan Ketua KPK, Antasari Azhar, setelah menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah dalang kriminalisasi kasusnya, kini menyebut nama putra kedua mantan presiden itu yakni, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilu Legislatif 2009.

Antasari, tanpa ragu menyebut Ibas adalah pihak yang mengadakan alat tersebut, yang belakangan terbukti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

"Pada waktu saya usut IT KPU, saya tidak tahu siapa yang mengadakan barang itu. Saya hanya ingin bahwa KPU bekerja benar, sesuai dengan yang mereka lapor kepada saya, bahwa alatnya sudah bagus. (Tapi) kenapa tiba-tiba alat ini di-grounded?" kata Antasari saat diwawancarai Metro TV, Selasa 14 Februari 2017.

"Nah, barulah kemudian saya tahu bahwa yang mengadakan alat ini adalah salah satu putra SBY," ujar Antasari.

"Siapa?" tanya presenter Metro TV.

"Ibas," jawab Antasari. 

Antasari tak menjawab saat ditanya kepastian dan kevalidan informasi itu.

"Namanya juga informasi, masuk ke kita seperti itu. Sehingga kita telusuri masalah pengadaan, ternyata sebelum sampai ke sana, saya sudah diusut duluan," ujar Antasari.

Antasari mengungkapkan, KPK menyelidiki dugaan korupsi pengadaan IT KPU seusai Pemilu Legislatif 2009.

Dia juga mengaku sempat mengutus Haryono Umar, yang saat itu Wakil Ketua KPK, ke KPU untuk menanyakan seputar peralatan IT itu.

"Untuk menanyakan kenapa alat ini di-grounded," ujar Antasari.

Dari situ, kata dia, KPK melakukan pemanggilan dalam rangka pengumpulan data. KPK terus mencari tahu dan mendalami dugaan korupsi alat IT KPU.

"Kan alat ini di-grounded, lalu timbul pertanyaan, apakah alat ini dibeli dalam keadaan rusak, apakah alat ini sudah direkayasa sehingga penghitungan error terus," kata Antasari.

KPK, kata Antasari, pada saat itu belum masuk pada penelusuran nama yang terlibat dalam pengadaan alat IT tersebut.

Namun tidak lama kemudian, dirinya tersandung kasus pembunuhan Dirut PT Putra Rajalawai Banjara, Nasruddin Zulkarnaen.


.me