Advertisement
Oleh : ANTON SUNANTON
Jurnalist Media Online Meja Hijau
SUNGGUH begitu memprihatinkan tentang kondisi yang terjadi di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, terkait dengan sejumlah dinamika pengeluaran anggaran keuangan, mereka saling "buka - bukaan" tetapi tidak memojokan hanya sebuah kritikan tajam untuk sebuah perbaikan.
Penulis sebagai asli warga Kabupaten Kuningan, begitu gerah dan bingung dengan terjadinya polemik dan dinamika melanda Kabupaten Kuningan yang dewasa ini mendapat sebuah nama yang begitu menyakitkan yakni Kabupaten Miskin entah nomor berapa di Jawa Barat, kapan semua ini berakhir ... ?? apakah sebuah kata yang indah dan nyaman didengar yakni MELESAT akan terwujud dalam waktu dekat ???
Sumber yang dihimpun dan dipertanggung jawabkan menyebutkan, anggaran untuk perlengkapan rumah dinas bupati begitu mahal dari mulai harga karpet, hordeng, kasur dan yang lainnya begitu sangat pantastis, apakah itu betul ? kemudian diduga keras diramaikan oleh lawan politik. Timbul lagi persoalan hangat yang menjadi bahan obrolan ditengah - tengah masarakat tentang pengeluaran dana anggaran KONI yang diduga keras tidak transparan membuat para atlit yang berprestasi geram dan marah terhadap KONI, selanjutnya sejumlah pengurus inti KONI yang dari birokrasi mengundurkan diri, ada apakah dengan KONI ? tapi semuanya pasti akan terjawab, kita harus bersabar.
Terkait dengan sejumlah pengeluaran anggaran keuangan bukan hanya Pemkab Kuningan yang memiliki hutang besar ke sebuah Bank ternama, ada sebuah dinas yang juga memiliki hutang milyaran rupiah, dinas tersebut dimata masarakat begitu "is the best" dari semua bidang, namun didalamnya keropos memprihatinkan, apabila ada mutasi maka pejabat yang akan mendudukinya pasti akan tercengang dan beresiko harus bayar hutang.
Demikian pula dalam anggaran keuangan yang terjadi di sejumlah desa diduga keras adanya uang yang menguap, sehingga terjadi persoalan yang sibuk adalah pihak inspektorat dan APH (alat penegak hukum).
Temuan lain disejumlah sekolah baik SD maupun SMP diduga keras penyerapan dana BOS tidak relevan dengan ARKAS (aplikasi rencana kegiatan anggaran sekolah), banyak temuan disejumlah sekolah bahwa penguapan dana diduga dari dana pemeliharaan yang jarang digunakan sebagai mana mestinya. Inilah fenomena yang terjadi di Kabupaten Kuningan, diharapkan kepala daerah jangan hanya fokus kedalam undangan kegiatan seremonial namun pembenahan keuangan perlu diperhatikan. ***