DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

24 January 2017, 17:35 WIB
Last Updated 2017-01-24T13:02:46Z
KORUPSI

ANCaR: KPK Fokus Saja Kasus Suap Rolls Royce, Jangan Cari Kasus Emirsyah yang Lain

Advertisement
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebaiknya fokus saja dulu pada penanganan kasus suap Rolls Royce Limited kepada mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar, karena masih banyak hal belum terungkap.

Jika KPK belum apa-apa sudah mau melacak kasus-kasus Emir yang lain saat yang bersangkutan menjabat sebagai Dirut Garuda, sama saja ingin menggeser isu suap Rolls Royce kepada isu lain yang belum tentu cukup bukti.

Demikian dikatakan Koordinator Nasional Aliansi Nasional Cendikiawan Akar Rumput (ANCaR) Fatahillah Rizqi kepada MEJA HIJAU ketika dihubungi di Cirebon, Selasa 24 Januari 2017.

"Kan KPK sendiri yang bilang, dalam kasus suap Rolls Royce, walau dinyatakan Garuda sebagai korporasi tidak terlibat, tetapi tidak mungkin Emir menari sendirian. Tetapi kenapa belum apa-apa tiba-tiba mau ganti lagu, ada apa ini?" tanya Fatahillah.

KPK sendiri menyatakan bukan tidak mungkin, atasan Emir secara struktural terlibat, dalam ini tentu yang dimaksud adalah Menteri BUMN Rini Soemarno.

Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, kemari Senin (23/1) mengatakan kasus suap Rolls Royce akan dijadikan jalan masuk kepada kasus-kasus dugaan korupsi yang dilakukan Emirsyah semasa menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.

Disebut ada lima kasus yakni, dugaan korupsi penjualan tiket domestik pada tahun 2000,  kasus dugaan penyimpangan pada rekstrukturisasi kredit PT Garuda Indonesia pada Bank Negara Indonesia (BNI) sejak tahun 2001. 

Selanjutnya dugaan penyimpangan biaya promosi, kemudian kasus pemindahan kantor Garuda dari Jalan Merdeka Selatan ke Gedung Garuda Cengkareng pada tahun 2007. 

Dan terakhir, laporan dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan teknologi informasi komersial PT Garuda Indonesia dengan PT Lufthansa. 

Namun oleh KPK kelima kasus ini dinyatakan masih kurang bukti.

"Lalu mengapa sibuk-sibuk mengurus kasus yang belum jelas. Menurut saya KPK fokus saja ke kasus suap Rolls Royce. Jangan sampai penanganan kasus lain, dimaksud untuk menggeser  kasus korupsi ini," imbuh Fatahillah.

Apalagi, kata Fatahillah, menurut laporan laman Telegraph 16 Januari 2017, jumlah suap yang dikeluarkan Rolls Royce kepada Garuda mencapai 20 juta dolar Amerika atau 12, 9 juta Poundsterling atau setara dengan Rp260 miliar.

Sedangkan KPK, menyatakan suap yang diterima Emir dalam bentuk uang sebesar Rp20 miliar, sedangkan dalam bentuk barang 2 juta dolar, dan jika ditotal hanyalah berjumlah sekitar Rp45 miliar.

"Jadi kan musti dipastikan dulu, berapa jumlah suap yang dikeluarkan Rolls Royce buat Garuda, lalu kemana saja dana tersebut mengalir. Jadi, masih banyak hal yang masih harus diungkap KPK dalam kasus Rolls Royce dan Emir," tegas Fatahillah


.viq