Advertisement
MEJAHIJAU.NET, Sukabumi - Sebuah Al Quran yang penuh coret-coretan dan juga telapak kaki, ditemukan warga di Jl Gudang Gang Cereme III Kelurahan Kebonjati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, pekan lalu.
Kitab suci yang dinista oleh pelaku yang belum diketahui identasnya itu, ditemukan Ny Edah Wahyuni (51) warga setempat. Lembaran ayat-ayat suci tersebut juga dicoret ditulisi kalimat-kalimat penghinaan, diantaranya, 'Ayat-ayat Setan Penabur Kebencian', juga kalimat 'Kata-kata Teror dari Orang Goblog, Sumber Perselisihan bangsa'.
Pelaku penista, sepertinya hendak memberi pesan kepada umat Islam, bahwa perbuatan menista Al Quran adalah seperti apa yang dilakukan pelaku, yakni dengan cara menginjak-injak dan mencoret-coret. Bukan seperti yang dilakukan Ahok, yang hanya mengatakan, 'dbohongin pakai Al Maidah 51'.
"Saya pikir itu bukan perbuatan iseng. Itu adalah sebuah pesan," kata Koordinator Nasional Cendikiawan Akar Rumput (ANCaR), Fatahillah Rizqi, ketika dihubungi, Selasa 14 Februari 2017.
Pesan itu, kata Fatahillah, ditujukan kepada umat Islam yang selama ini gencar mendemo dan mendorong kasus di Pulau Pramuka menjadi kasus penistaan agama.
Dan lagi, penemuan Al Quran itu kan, pada hari Kamis tanggal 9 Februari 2017, atau saat kampanye Pilkada di DKI Jakarta, tapi oleh MUI Sukabumi baru diserahkan pada tanggal 14, pada masa tenang atau sehari menjlang coblosan.
"Kenapa, MUI menahan itu sampai lima hari, ada apa?" tanya Fatahllah.
Pelaku, kata Fatahillah, pastilah bukan orang awam, tetapi orang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang agama dan soal-soal kebangsaan dan kenegaraan.
"Dan rupanya dia sangat terpukul melihat kasus Ahok tersebut. Pelaku nampaknya orang non muslim, tetapi bisa juga seorang Muslim. Dan kalau pelaku itu seorang Muslim, bayangkan betapa terpukulnya batin dia atas kasus Ahok, sampai dia mampu mencoret-coret dan menginjak-injak Al Quran, hanya demi penyampaian sebuah pesan kepada saudaranya sesama umat Islam," analisa Fatahillah.
Saya yakin pelaku adalah seorang non muslim, kata Fatahillah.
"Tetapi kalau pelakunya seorang Muslim, Pastilah muslim-musliman. Tetapi saya berharap MUI, GNPF MUI, FPI, FUI, dan lain-lainnya, dapat menangkap pesan itu bahwa, apa yang mereka lakukan telah menyebabkan kerusakan yang begitu hebat pada batin bangsa Indonesia," kata Fatahillah.
.dri