Advertisement
 |
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina yang baru, Elia Massa Manik (memegang mix, saat berkunjung dan menemui pimpinan KPK, Senin, 20 Maret 2017. (Foto: Ist)
|
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - PT Pertamina Persero meminta pendampingan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terutama dalam pengerjaan proyek-proyek besar atau megaproyek, yang dapat memakan anggaran USD30 miliar hingga USD40 miliar.
Permintaan itu disampaikan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina yang baru, Elia Massa Manik, saat berkunjung dan menemui pimpinan KPK, hari ini, Senin, 20 Maret 2017.
Elia diterima tiga pimpinan KPK yakni Ketua KPK Agus Rahardjo, serta dua Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan, dan Saut Situmorang.
"Kami bincang-bincang cukup lama, satu setengah jam. Banyak hal yang kita bicarakan, dan kami sampaikan apa saja yang akan kami lakukan di Pertamina dalam waktu ke depan," kata Elia kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (20/3).
Elia mengaku, pihaknya menyampaikan permohonan pendampingan, khususnya dalam pengerjaan megaproyek senilai US$Rp30 miliar hingga US$40 miliar.
"Kami juga berkomunikasi soal program kebijakan BBM satu harga. Yaa, Kita diskusi supaya dapat pengawalan, supaya proyek yang ada di Pertamina dapat berjalan dengan baik dan tidak menyalahi aturan," jelas Elia.
Elia mengaku banyak mendapat masukan dari pimpinan KPK. Dan ia bersyukur mendapat dukungan KPK dan meminta Pertamina tak takut menjalankan program, jika memang itu meningkatkan kesejahteraan rakyat, tuturnya.
"Ini menguatkan kami," ucapnya.
Elia juga menjelaskan soal pembenahan yang akan dilakukanya di Pertamina, dengan menciptakan soliditas internal. Ia menginginkan masing-masing direksi mengedepankan transparasi. Antardireksi harus saling mengetahui permasalahan satu sama lain.
Sehingga tidak ada lagi curiga-mencurigai, harapnya.
.mar