Advertisement
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan pin emas kepada Aiptu Sunaryanto di Mabes Polri, Jumat (21/4). (Foto: Merdeka) |
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Risma Oktaviani, 25, dan bayi di gendonganya terpaksa disandera Hermawan, penodong yang menjadi nekat, karena aksinya di dalam angkot KWK T25 diketahui massa warga di ruas Jalan Ngurah Rai, Buaran, Jakarta Timur, Minggu, 9 April 2017 yang lalu.
Pada saat itu, massa sudah mengepung angkot yang ditinggalkan sopirnya. Massa sudah tidak sabar ingin masuk dan menghakimi Hermawan. Tetapi, massa masih berhitung dengan nasib sang ibu dan bayinya, karena Hermawan terlihat menempelkan pisau tajam ke leher Risma.
Pada saat itulah, Anggota Polantas Polres Metro Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto, datang mengambil resiko, berada diantara kenekatan sang penodong dan ketidaksabaran warga, dan mempertaruhkan keselamatan sang ibu dan bayinya.
Sekitar 20 menit, Sunaryanto berusaha membujuk tersangka agar melepaskan korbanya. Namun negoisasi nampaknya buntu, sementara massa pun semakin tak sabar dan menggoyang -goyang angkot.
Dan akhirnya, dan sangat tiba-tiba, tidak terduga: Dor!
Sebuah tembakan dilepaskan Sunaryanto tepat mengenai lengan kanan atas Hermawan, sehingga pisaunya terlepas. Pada saat itu juga ia masuk menyelamatkan sang ibu dan bayinya, tetapi sekaligus juga menahan emosi massa agar tersangka jangan dihakimi.
"Ini aksi yang luar biasa, tentu tidak mudah melepaskan tembakan kepada penyandera dalam situasi tidak gampang (ada sandera). Ada idiom bahwa polisi itu kaki kanannya ada di penjara, kaki kirinya ada di kuburan, salah mengambil tindakan bisa masuk penjara, terlambat bertindak bisa membuat dia atau masyarakat meninggal dan masuk kuburan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberikan penghargaan kepada Aiptu Sunaryanto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4).
Kapolri memberikan pin emas sebagai tanda keberanian dan sifat heroiknya, dan juga tiket masuk sekolah perwira.
"Bulan September ini, kamu jadi perwira," kata Tito bangga.
Tito berharap, apa yang dilakukan Sunaryanto dapat menjadi contoh, dan penyemangat para anggota Polri lainya dalam menjalankan tugas yang tidak mudah.
"Atas nama kepolisian Republik Indonesia saya ucapkan selamat kepada Aiptu Sunaryanto. Semoga ini bisa meningkatkan motivasi buat bapak dan bisa memberikan contoh yang pada anak buahnya setelah lulus dan jadi perwira nanti," kata Tito.
.tn
Pada saat itu, massa sudah mengepung angkot yang ditinggalkan sopirnya. Massa sudah tidak sabar ingin masuk dan menghakimi Hermawan. Tetapi, massa masih berhitung dengan nasib sang ibu dan bayinya, karena Hermawan terlihat menempelkan pisau tajam ke leher Risma.
Pada saat itulah, Anggota Polantas Polres Metro Jakarta Timur, Aiptu Sunaryanto, datang mengambil resiko, berada diantara kenekatan sang penodong dan ketidaksabaran warga, dan mempertaruhkan keselamatan sang ibu dan bayinya.
Sekitar 20 menit, Sunaryanto berusaha membujuk tersangka agar melepaskan korbanya. Namun negoisasi nampaknya buntu, sementara massa pun semakin tak sabar dan menggoyang -goyang angkot.
Dan akhirnya, dan sangat tiba-tiba, tidak terduga: Dor!
Sebuah tembakan dilepaskan Sunaryanto tepat mengenai lengan kanan atas Hermawan, sehingga pisaunya terlepas. Pada saat itu juga ia masuk menyelamatkan sang ibu dan bayinya, tetapi sekaligus juga menahan emosi massa agar tersangka jangan dihakimi.
"Ini aksi yang luar biasa, tentu tidak mudah melepaskan tembakan kepada penyandera dalam situasi tidak gampang (ada sandera). Ada idiom bahwa polisi itu kaki kanannya ada di penjara, kaki kirinya ada di kuburan, salah mengambil tindakan bisa masuk penjara, terlambat bertindak bisa membuat dia atau masyarakat meninggal dan masuk kuburan," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat memberikan penghargaan kepada Aiptu Sunaryanto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4).
Kapolri memberikan pin emas sebagai tanda keberanian dan sifat heroiknya, dan juga tiket masuk sekolah perwira.
"Bulan September ini, kamu jadi perwira," kata Tito bangga.
Tito berharap, apa yang dilakukan Sunaryanto dapat menjadi contoh, dan penyemangat para anggota Polri lainya dalam menjalankan tugas yang tidak mudah.
"Atas nama kepolisian Republik Indonesia saya ucapkan selamat kepada Aiptu Sunaryanto. Semoga ini bisa meningkatkan motivasi buat bapak dan bisa memberikan contoh yang pada anak buahnya setelah lulus dan jadi perwira nanti," kata Tito.
.tn