DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

04 August 2017, 19:54 WIB
Last Updated 2017-08-04T12:54:27Z
ISU

Viktor Laiskodat Goyang 'Khilafah' dari NTT, Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN Langsung Kebakaran Jenggot

Advertisement
Ketua Fraksi Nasdem di DPR, Viktor Laiskodat. 
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPR, Viktor Laiskodat mengatakan ada empat partai politik yang bersikap intoleran dan mendukung sistem kekuasaan khilafah.

"Dan celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga. Yang dukung supaya ini kelompok ini ekstremis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra. Partai nomor dua itu namanya Demokrat. Partai nomor tiga namanya PKS. Partai nomor empat namanya PAN," tegas Viktor dalam pidatonya dalam sebuah acara di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang viral di media sosial (medsos).

Keempat partai tersebut juga dituding Viktor menolak Perppu No 2 Tahun 2017 tentang perubahan UU No 17 Tahun 2013 tentang Ormas.

"Kelompok-kelompok ekstremis ini ada mau bikin satu negara lagi, dong tidak mau di negara NKRI, dong mau ganti dengan nama negara khilafah. Negara khilafah itu berarti ... (bahasa daerah) dengan NKRI," demikian salah satu petikan pidato Viktor.

Dalam pidatonya, Viktor juga meminta agar warga jangan memilih Gubernur, Bupati dan calon legislatif dari keempat partai tersebut.

"Jadi catat baik-baik, yang calon bupati, calon gubernur, calon DPR yang dari partai tadi tersebut, kalau tusuk tertusuk tumbuh untuk sampeyan pilih itu, (maksudnya, pilih supaya ganti negara khilafah)," kata Viktor pada bagian lain pidatonya. 

Viktor mengatakan, jika rakyat NTT memilih keempat partai tersebut maka bisa jadi NKRI akan hilang dan berganti dengan negara dengan sistim kekuasaan khilafah.

"Saya tidak provokasi, nanti orang timur yang nanti, nanti (jika) negara hilang kita bunuh pertama mereka, sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil, kita eksekusi mereka. Gue telepon lu punya ketua umum di sana, suruh you jangan tolak tolak itu perppu yang melarang untuk perppu nomor 2 tahun 2017," kata Viktor yang mendapat tepuk tangan riuh dari warga. 

Kebakaran Jenggot

Pidato Viktor pun membuat keempat partai politik yang dituduhnya mendukung kelompok ekstrimis dan bersikap intoleran, kebakaran jenggot.

Partai Gerindra dan PAN, segera melaporkan Viktor ke Mabes Polri atas delik ujaran kebencian, Jumat, 4 Agustus 2017.

Laporan Partai Gerindra dilakukan Ketua DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule, dan Nomor laporannya LP/773/VIII/2017/BARESKRIM.

Ketua DPP Partai Gerindra, Iwan Sumule, ketika melaporkan Viktor Laiskodat ke Bareskrim, Jumat (4/8). (Foto: Ist)
"Kita sertakan bukti-bukti video dan juga pemberitaan dari beberapa media online," kata Iwan Sumule, di Bareskrim Polri, Gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (4/8). 

Pada hari yang sama DPP PAN diwakili Wasekjen DPP PAN Surya I Wahyudi melapor ke Bareskrim dengan nomor laporan: LP/775/VIII/2017/BARESKRIM.

Wasekjen DPP PAN, I Surya Wahyudi, ketika melaporkan Viktor Laiskodat ke Bareskrim, Jumat (4/8). (Foto: Ist)
"Materi yang kita laporkan tentang apa yang telah disampaikan saudara Viktor adalah pertama ujaran kebencian yang bisa menggangu harmoni persatuan dan kesatuan bangsa dan dapat memicu konflik di tengah-tengah masyarakat dan juga terjadinya gesekan-gesekan secara sosial dan keagamaan," kata Surya I Wahyudi.



.poltak/me