Advertisement
Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto. (Foto: Kompas.com) |
MEJAHIJAU.NET, Bandung - Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto menyadari peringatan yang diberikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahwa, Jawa Barat (Jabar) adalah daerah rawan konflik pada saat Pilkada serentak, tahun depan.
Terlebih, Jabar adalah wilayah provinsi dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar, yakni mencapai anga 30 juta DPT.
"Ya, kita sadari tantangan yang ada. Pertama dari jumlah DPT, di Jawa Barat mencapai angka 30 juta. Dan masyarakat akan terbelah sesuai dengan jumlah pasangan calon yang ada," kata Agung Budi saat ditemui di Mapolda Jabar, Kamis, 12 Oktober 2017.
Budi berharap masyarakat dapat melaksana pemilihan dengan suasana yang tenang dan kondusif, sehingga sebuah kompetisi demokratis dapat terjadi.
"Suhu politik pasti akan meningkat tapi jangan panas. Masyarakat boleh saja terbelah dan mempunyai pilihan sesuai dengan aspirasinya. Itu sah dan legal secara Undang-Undang. Jangan sampai ada pemaksaan kehendak, dan enggak boleh ada pengerahan massa yang berujung anarkis," tandas Agung.
Karena itu, lanjut Agung, KPU Jabar selaku penyelenggara dan Bawaslu selaku pengawas harus bersikap profesional dan netral.
"Profesionalitas KPU sebagai penyelenggara dan Bawaslu sebagai pengawas, sangat menentukan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat secara keseluruhan," ingat Agung.
.anggoro/me