Advertisement
BANJAR , Mejahijau.Net – Pengukuhan dua kepengurusan Pimpinan Daerah Perhimpunan Remaja Masjid (Prima DMI) di Kota Banjar menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat. Pasalnya, keberadaan dua pengurus organisasi yang sama dalam satu wilayah dinilai tidak lazim dan mencerminkan adanya konflik internal.
Acara pengukuhan yang digelar secara terpisah itu memunculkan dugaan adanya ketidakharmonisan di tubuh pengurus Prima DMI. Masing-masing kubu mengklaim sebagai kepengurusan yang sah dan mendapat restu dari pimpinan di atasnya. Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pimpinan Prima DMI di atasnya terkait dualisme kepemimpinan ini.
“Ini membingungkan masyarakat. Harusnya organisasi keagamaan seperti ini memberi contoh soal persatuan, bukan malah menunjukkan perpecahan,” ujar salah satu tokoh pemuda di Banjar Sabtu (3/5/2025).
Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap kepercayaan publik, khususnya para remaja masjid yang menjadi target pembinaan organisasi tersebut. Banyak yang kini bertanya-tanya, mana pengurus yang sah dan mana yang harus diikuti.
Pengamat sosial keagamaan DR Aan Alamsyah menilai, konflik ini berakar dari persoalan kepentingan dan komunikasi yang buruk antara pengurus di atasnya dan yang ada di daerah. “Harus segera ada klarifikasi dari DPP atau pengurus tk propinsi. Jika dibiarkan berlarut, ini akan merusak citra organisasi secara keseluruhan,” ujar Aan
Pemerintah daerah pun belum memberikan sikap resmi terkait persoalan ini. Masyarakat berharap ada mediasi terbuka agar permasalahan dualisme kepengurusan Prima DMI di Kota Banjar bisa diselesaikan dengan baik, demi menjaga marwah organisasi dan tujuan dakwah remaja masjid yang seharusnya dijunjung tinggi.(Tito)