15 August 2025, 17:57 WIB
Last Updated 2025-08-15T10:57:39Z
HeadlineNews

Derita dan Tangisan Istri Simpanan Seorang Pejabat

Advertisement


KUNINGAN, MH


Inilah fenomena kehidupan yang menyayat hati, tidak semua istri simpanan seorang pejabat hidup berkelayakan dan bergelimang dengan materi yang berkecukupan Seperti halnya yang dialami oleh Mentari (28), bukan nama aslinya ia adalah penduduk Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan Jawa Barat, semenjak jadi istri simpanan seorang pejabat yang bertugas disalah satu dinas dibawah naungan Pemkab Kuningan, hidupnya menderita dan terlantar bahkan nyaris tidak diberi nafkah lahir (materi).

Ketika bincang - bincang dengan awak media online Meja Hijau belum lama ini bertempat disebuah resto karaoke di kota Kuningan, Mentari (sang istri simpanan) seorang pejabat dengan polosnya yang bersangkutan mengemukakan, dua tahun lamanya ia hidup bersama dengan seorang pejabat struktural eselon III B bernama Boled sengaja namanya disamarkan, pertemuan antara Mentari dan Boled dalam sebuah bis Primajasa jurusan Bekasi - Kuningan begitu berkesan, mereka sama - sama ketemu di Bekasi menuju Kuningan, setelah tukar nomor Hp keduanya sering ketemu diberbagai tempat obyek wisata dan sejumlah rumah makan karaoke, Mentari menyadari bahwa si pejabat tersebut sudah memiliki keluarga, mungkin karena sama - sama suka dan saling mencintai mereka lupa daratan dan lautan, akhirnya si Mentari menurut keterangan bidan positif hamil dua bulan.

Kemudian dengan resiko tinggi berikut sebuah janji dan konsekwensi akhirnya si Boled (oknum pejabat) menikahinya secara agama, mereka tinggal disebuah kontrakan (kos - kosan) dipinggiran luar kota Kuningan.

Masih jelas Mentari, selama dua tahun berumah tangga hidupnya serba kekurangan, jangankan dibelikan perhiasan mas bayar kontrakan juga sering terlambat, "kini anak aku berusia dua tahun, perlahan dia jarang datang ke kontrakan bahkan uang pun jarang dikasih, aku sadar .... dia emang pejabat, namun dia jabatannya kering tidak berhubungan dengan proyek atau uang, akhirnya aku kembali ke orang tua dengan hati pedih" ungkap Mentari dengan air mata membasasi dikedua pipinya.

Sementara awak media online Meja Hijau mencoba menemui sang pejabat tersebut, dengan susah payah akhirnya ketemu juga, sang pejabat ini dengan nada emosi (15/8) mengatakan, "mau apa konfirmasi tentang pribadi ? saya sudah cerai dengan dengan dia, apakah anda tau bahwa saya anggota ormas, awas jangan macam - macam .. ! saya tidak takut sama wartawan, toh yang saya lakukan bukan maling atau korupsi" imbuhnya dengan setengah mengancam dan bela diri. (Anton) ***