28 August 2025, 19:35 WIB
Last Updated 2025-08-28T12:35:18Z
News

Guru atau Pegawai SMPN 1 Luragung Rendahkan dan Sepelekan Profesi Wartawan

Advertisement

KUNINGAN, MH


Kemampuan seorang kepala sekolah sebagai leader bukan diukur oleh jam terbang dan gelar S 2 (pasca sarjana), namun seorang pimpinan sekolah harus mampu membina guru atau pegawai lainnya dalam berinteraksi dengan pihak luar terutama etika juga prilaku harus mencerminkan personal yang bekerja dilingkup pendidikan. Kejadian dugaan melecehkan terhadap profesi sering dilakukan oleh pegawai dilingkungan SMPN 1 Luragung, Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Menurut salah seorang karyawan media cetak terbitan Kab Kuningan, IS (50) asal penduduk Kec Cigugur, Kab Kuningan kepada awak media online (28/8) mengemukakan, yang bersangkutan sudah dua kali datang ke SMPN 1 Luragung untuk menemui kepala sekolah, kunjungan yang pertama tidak berhasil dengan alasan kepala sekolah sedang ke Kab Sragen, kemudian kunjungan yang kedua hari kamis (29/8) sekitar pukul 10.00 Wib, namun juga tidak berhasil ditemui dengan alasan kepala sekolah sedang menerima tamu yang lain.

Masih dikatakan IS, ia datang ke SMPN 1 Luragung untuk menyerahkan bukti pemuatan iklan ucapan selamat HUT RI ke 80, namun koran yang sudah disertai kwitansi dikembalikan oleh pegawai SMPN 1 Luragung bernama Budi Aris sambil menyerahkan uang Rp 50 ribu.

"saya kecewa berat oleh pegawai yang berbama Budi Aris, saya datang ke sekolah ini bukan untuk mengemis, hal yang kurang beretika kenapa bukti pemuatan iklan dan kwitansi harus dikembalikan kepada saya sebagai kolektor ? dihari yang pertama saya berkunjung juga medapat perlakuaan kurang berkenan, saya titip koran dan kwitansi kepada salah seorang bendahara umum juga ia tidak mau menerima" ungkap IS dengan sikap kecewa.

Salah seorang wartawan media online berusia muda dan yang bersangkutan tidak ingin ditulis jati dirinya kepada awak media online Meja Hijau mengemukakan, sepertinya Dadang yang notabene pendidikan S 2 belum mampu memimpin SMPN 1 Luragung, ini terbukti banyak media dan anggota LSM yang kecewa atas sikapnya, "Kang Dadang ...! tolong bina anak buah agar beretika, terutama sdr Budi Aris, masa bukti pemuatan iklan dan kwitansi dikembalikan dan ngasih uang yang tidak jelas, setelah ditegor oleh atasan kolektor baru koran dan kwitansi diambil lagi" ungkapnya dengan nada ikut prihatin. (Anton) ***