Tito Santiko
09 August 2025, 21:33 WIB
Last Updated 2025-08-09T14:33:06Z

HUT Pramuka ke-64: Meneguhkan Jati Diri di Tengah Gempuran Zaman

Advertisement

 


BANJAR , Mejahijau.Net – Gerakan Pramuka Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke-64 pada 14 Agustus 2025. Di tengah gegap gempita peringatan, terselip pesan penting: Pramuka harus meneguhkan kembali jati diri dan perannya di era yang serba cepat ini.

Tema tahun ini, “Pramuka Hebat, Indonesia Kuat,” bukan sekadar jargon. Tema ini menjadi seruan agar Pramuka mampu menjawab tantangan zaman—mulai dari derasnya arus teknologi digital, krisis lingkungan, degradasi moral, hingga tekanan sosial yang membentuk wajah generasi muda masa kini.

“Enam puluh empat tahun bukanlah waktu singkat. Pramuka telah menempa jutaan anak bangsa menjadi pribadi tangguh dan berintegritas. Tetapi sekarang, kita dihadapkan pada tantangan yang jauh lebih rumit,” kata Dr.(HC) Aan Alamsyah, S.Pd.I., S.T., M.Pd, Pembina Pramuka SMKN 4 Kota Banjar.

Aan mengingatkan, sejak diresmikan pada 1961, Gerakan Pramuka telah hadir di setiap fase perjalanan bangsa. Dari kegiatan sosial, penanggulangan bencana, hingga pendidikan lingkungan hidup, Pramuka selalu menjadi bagian dari solusi. Banyak alumninya kini duduk di posisi strategis di berbagai bidang.

Namun, ia tak menutup mata terhadap realitas bahwa minat generasi muda terhadap Pramuka mulai tergerus budaya instan dan gawai. “Bagi sebagian anak, Pramuka hanya sebatas ekstrakurikuler wajib, bahkan dianggap ketinggalan zaman. Ini tanda kita harus berinovasi agar Pramuka kembali relevan,” tegasnya.

Aan menekankan, seorang Pramuka sejati bukan hanya soal seragam cokelat dan tali-temali. Lebih dari itu, Pramuka adalah pribadi yang menjunjung tinggi Dasa Darma dan Trisatya, mandiri dalam menghadapi tantangan, peduli terhadap lingkungan, serta menjadi perekat sosial di tengah masyarakat yang semakin terpolarisasi.

“Di era konsumerisme, Pramuka mengajarkan hidup sederhana dan tangguh. Di tengah krisis identitas, Pramuka meneguhkan jati diri anak bangsa. Nilai-nilai ini tidak boleh hilang,” ujarnya.

Momentum HUT ke-64, lanjut Aan, harus dimanfaatkan untuk melakukan transformasi besar-besaran. Pramuka harus melahirkan generasi yang tidak hanya terampil di lapangan, tetapi juga melek digital, berwawasan global, dan memiliki kepemimpinan kolaboratif.

Transformasi itu, kata dia, mencakup pembaruan sistem pelatihan, revisi materi ajar yang sesuai perkembangan zaman, pemanfaatan teknologi dalam kegiatan, hingga membangun kemitraan lintas sektor. Meski begitu, ia menegaskan, esensi kepramukaan sebagai pendidikan karakter tidak boleh berubah.

“Mari kita jadikan peringatan HUT Pramuka ke-64 ini sebagai momentum untuk memperkuat peran Pramuka sebagai pembentuk masa depan bangsa. Kalau Pramuka hebat, Indonesia pasti kuat,” pungkas Aan dengan penuh semangat. (T)