Advertisement
KUNINGAN, MH
Interaksi kemitraan antara rekan - rekan media dengan pihak SMKN 3 Kuningan Jawa Barat, sewaktu kepala sekolah yang sudah pensiun hingga beberapa Plt terjalin begitu solid dan transparansi program sekolah baik akademik hingga penyerapan dana BOPS (biaya operasional pendidikan sekolah) dan lainnya secara akuntabel diketahui publik melalui ekspose berita yang berimbang, namun baru beberapa minggu setelah Saidun, M.Pd dilantik dan menjabat kepala SMKN 3 Kuningan secara definitif situasinya disinyalir akan luntur dengan sendirinya.
Dua wartawan peliput rubrik pendiidkan yakni media online Benang Merah dan online Meja Hijau ditolak bertemu dengan Saidun dengan alasan ia sedang Veripikasi, dua wartawan tersebut diterima oleh wakasek Humas itupun diruang tunggu dan sangat terbuka, hingga sejumlah obrolan yang prinsip didengar oleh umum.
Tujuan wartawan online datang ke SMKN 3 selain belasan tahun tidak pernah ketemu juga ada hal yang akan dikonfirmasikan tentang BOSP untuk anggaran semester genap tahun 2026 yang akan datang.
Salah seorang pengamat sosial dan pendidikan bernama H. Rudianto, S.Pd ketika diminta konfirmasinya terkait dengan penerimaan Saidun selaku kepala sekolah, (15/12) mengemukakan, hak untuk menolak tamu itu sepenuhnya ada ditangan tuan rumah, "namun apa salahnya muncul sebentar untuk menyapa tamu, bupati aja begitu kooperatif dalam menemui tamunya" ungkap nya dengan nada datar.
Menurut Irwan Dirgantara, ST dari media media online Benang Merah kepada online Meja Hijau (15/12) mengatakan, ia begitu kecewa berat diterima wakasek humas diruang tunggu yang terbuka karena kondisional, ditambah ketika pulang di intograsi oleh scurity yang memakai seragam hitam - hitam, seorang scurity mengintograsi "bapak sudah menemui siapa dan ada kepentingan apa ?" anehnya intograsi tersebut ketika rekan media akan meninggalkan sekolah, ini diduga keras setingan Saidun sebagai kepala sekolah yang baru, karena beberapa tahun sebelumnya tidak demikian.
"banyak kepala SMK dan SMA yang terobsesi oleh kalimat dari KDM seakan - akan melihat sebelah mata terhadap profesi media" ungkap salah seorang pensiunan PNS yang enggan ditulis jati dirinya. (Anton) ***
