Advertisement
 |
| Aksi massa FPI dan Umat Islam (Ist) |
Aksi dilaksanakan pada masa tenang P ilkada DKI Jakarta yang akan dilaksanakan pada 15 Februrai 2017.
Aksi 112 tendensius sebagai bentuk konsolidasi massa bagi pemenangan salah satu pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Soal ijin kepolisian sudah ada, itu urusan Kyai Khattath (Sekjen FUI), gak mungkinlah bikin acara tanpa ijin," kata juru bicara FPI, Slamet Ma'arif, ketika dikonfrimasi Detik, Senin 6 Februari 2017.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen pol M Iriawan sudah memberikan himbauan agar pada masa tenang Jakarta sepi dari aksi demo, demi menjaga kondisi keamanan Jakarta.
"Sesuai dengan aturan itu kan hari tenang, sehingga kita harapkan tidak ada unjuk rasa dan turun ke jalan,” kata Iriawan saat bertemu tokoh agama dan masyarakat di wilayah Warakas, Jakarta Utara, Minggu (5/2).
Sebaliknya, Ketua Umum FPI yang juga Dewan Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Syihab, menyatakan gelaran doa bersama pada 11 Februari 2017 dilakukan untuk keamanan pilkada di Jakarta, jelas Riziq.
Massa sejumlah ormas kembali melakukan aksi pada 11 Februari 2017. Aksi itu akan digelar dengan cara doa bersama dan long march.
"Dari pertemuan terakhir, kita kumpul di Monas, jalan sehat ke Sudirman dan Harmoni. Kayak di CFD (Car Free Day) titik kumpul di Monas," ucap juru bicara FPI Slamet Ma'arif ketika dikonfirmasi, Senin (6/2/2017).
Slamet menyebut penyelenggara aksi itu adalah Forum Umat Islam (FUI) yang digawangi Sekjennya yaitu M Al Khathtath. Slamet mengklaim acara itu sudah mengantongi izin dari kepolisian.
"(Soal izin) itu Kyai Khathtath yang tahu. Yang jelas nggak mungkinlah bikin acara tanpa prosedur perizinan," ucap Slamet.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab menyebut akan menggelar doa bersama pada 11 Februari 2017. Menurut Rizieq, aksi tersebut dimaksudkan untuk keamanan pilkada di Jakarta.
"Doa untuk keselamatan bangsa, untuk keamanan pilkada di Jakarta. Supaya Jakarta ke depan lebih baik lagi," jelas Rizieq .
.tn