DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar

DCS ( Daftar Calon Sementara ) anggota DPRD Kota banjar
KPU Kota Banjar

13 March 2017, 11:04 WIB
Last Updated 2017-03-13T04:04:41Z
KORUPSI

Fadli Zon Harus Mawas Diri, Jangan Sok Pahlawan Kesiangan Bela Kolega

Advertisement
Wakil Ketua DPR Fadli Zon. (Foto:Ist)
MEJAHIJAU.NET, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, sebagai pimpinan dewan sebaiknya mawas diri karena kasus mega korupsi proyek pengadaan e-KTP telah mencoreng moreng wajah lembaga legislatif, dan bukan malah tampil sok pahlawan kesiangan membela koleganya.

Demikian disampaikan Koordinator ANCaR (Aliansi Nasional Cendikiawan Akar Rumput), Fatahillah Rizqi, ketika dihubungi per telepon, Senin, 13 Maret 2017, menanggapi pernyataan Fadli Zon, yang meminta KPK membuktikan keterlibatan nama-nama besar yang disebut KPK dalam dakwaanya terndikasi terlibat korupsi e-KTP. 

Dan salah satu nama besar yang disebut KPK dalam dakwaanya pada persidangan kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (9/3) adalah Katua DPR Seta Novanto.

''Karena ini baru keterangan sepihak dari Nazarudin. Nah harus ada klarifikasi, dibuktikan. Betul nggak. Kalau betul harus dihukum sesuai hukum yang berlaku,'' kata Fadli, seperti dikutip Republika, usai menghadiri Dzikir dan Sholawat akbar, di Masjid At -Tin, Jakarta, Sabtu 11 Maret 2017, malam.

Fadli mengakui ada oknum-oknum yang melakukan tindakan merugikan negara, namun menurutnya, harus ada praduga tak bersalah. 

"Fadli Zon harus tahu, asas praduga tak bersalah itu bahasa hukum, yang wilayah operasinya di dalam sidang pengadilan. Tapi bagi masyarakat, yang berlaku adalah asas praduga bersalah, para politisi yang disebut dalam dakwaan, yaa bersalah,hingga pengadilan mengatakan sebaliknya, begitu," terang Fatahillah.

Menurut Fatahillah, politisi di DPR, sebaiknya jangan langsung kebakaran jenggot jika dituduh korupsi, karena itu adalah resiko politik,  dan karena potensinya memang ada, karena mereka memegang kekuasaan legislatif. Kalau tidak korupsi, ya, sebaiknya diam saja sampai pada waktunya hukum bicara dan masyarakat pun mengetahui kebenaranya.

"Tetapi kalau korupsi, sebaiknya mengaku dan mengundurkan diri, jangan banyak omong dan mencoba-coba cari celah hukum," kata Fatahillah.

Menurut Fatahillah, apa yang disampaikan Fadli Zon adalah ungkapan sense belonging yang sesat, rasa kebersamaan ala mafioso. Seharusnya rasa kebersamaan yang dibangun Fadli Zon, adalah rasa kebersamaan dalam suasana keprihatinan, untuk memnunjukan jiwa kenegarawanan para anggota dewan.

"Seharusnya Fadli Zon membangun rasa keprihatinan bersama, lintas fraksi dan lintas kepentingan, lakukan mawas diri. Dan bukan malah membuat pernyataan-pernyataan yang megah, minta KPK buktikan, hormati asas praduga tidak bersalah, semua pernyataan itu hanya melukai perasaan rakyat," ujarnya. 

Fatahillah juga merasa aneh dengan sikap politik Fadli yang kerap tampil sok pahlawan membela Setya Novanto kalau ada sesuatu yang mengusik Novanto. 

"Padahal Novanto itu orang Golkar, dan Fadli orang Gerindra, tapi selama ini Fadli sering tampil sebagai bodiguard politik Novanto, ha,ha," kata Fatahillah sambil tertawa.

Masyarakat tahu belaka bahwa, korupsi e-KTP itu sangat logis terjadi di DPR, bukan sesuatu yang aneh, seperti kita melihat macan makan rumput, lalu kaget setengah mati. Korupsi massal itu logis, terjadi di DPR, karena memang struktur moral politisi kita masih payah, serakah, hedon, bobrok, tidak amanah dan tidak tahu malu," tegas Fatahillah.

.ndri


.me