Advertisement
KUNINGAN, MH
Proyek pemulihan kerusakan lahan dampak dari galian C senilai Rp 680 juta di Desa Datar dan Bunder Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan yang semula diharapkan berpungsi untuk bumi perkemahan dan wisata alam kini terbengkalai kembali jadi hutan juga tidak berfungsi.
Informasi yang digali juga dihimpun awak media online Meja Hijau dari berbagai nara sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dijelaskan, pada tahun 2024 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelontorkan anggaran dana sebesar Rp 680.000.000,- (enam ratus delapan puluh juta rupiah) untuk proyek pemulihan kerusakan lahan dampak dari galian C dengan luas lahan 50.000 M2 di Desa Datar dan Bunder yang dikerjakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di dua desa sebagai pihak penanggung jawab kegiatan.
Namun sangat disesalkan proyek tersebut terhitung bulan januari 2025 sampai saat ini terbengkalai akibat pemdes Bunder dan Datar tidak mampu memelihara secara totalitas sesuai dengan rencana sebelumnya.
Menurut Suherman penduduk Kecamatan Cidahu kepada awak media onlime Meja Hijau (1/8) mengemukakan, ia sangat menyayangkan proyek ratusan juta rupiah tidak berfungsi dan terbengkalai, "ini namanya proyek mubazir, siapa yang salah ? bapak bupati Kuningan diharapkan untuk menegur dua kepala desa dan mereka harus bertanggung jawab jangan hanya diam, proyek dari pusat tidak dipelihara" ujar Suherman dengan nada sinis.
Menurut Kepala Desa Bunder Kecamatan Cidahu Warman ketika diminta konfirmasi terkait dengan proyek pemulihan kerusakan lahan yang didanai dari anggaran APBN dengan nada santai (1/8) diruang kerjanya mengatakan, pihak pemdes Bunder tidak bisa memelihara keutuhan lokasi buper tersebut mengingat dana anggaran DD dan ADD tidak mencukupi, "lagian pemeliharaan lokasi ini bukan kami saja, kades Datar pun harus ikut memikirkan" tambah Warman dengan tegas.
Seperti yang telah diberitakan oleh salah satu media online pada tahun 2024 yang lalu, bahwa proyek pemulihan kerusakan lahan hutan sejumlah dana diduga keras menguap jadi ajang bancakan. (Anton) ***