Advertisement
Oleh : ANTON SUNANTON
Jurnalis Online Meja Hijau
MBG (Makan Bergizi Gratis) yang diperuntukan untuk semua pelajar dari berbagai tingkatan di seluruh tanah air tentunya merupakan hal yang amat baik dan diterima oleh semua orang tua siswa, selain meningkatkan gizi bagi para pelajar juga meringankan beban orang tua siswa terutama yang tidak mampu.
MBG yang didanai oleh pemerintah pusat menelan biaya puluhan triliun rupiah dalam setiap tahunnya. Namun selama MBG berjalan banyak polemik dan dinamika yang terjadi ditengah - tengah masyarakat, kurangnya profesional sejumlah pekerja yang masak mengakibatkan penikmat MBG yakni pelajar banyak yang keracunan ditambah kejadian yang masih hangat yakni mobil armada pengangkut MBG nenabrak puluhan pelajar SDN di Jakarta Utara, inilah wajah fenomena MBG pada tahun 2025, bagaimana untuk tahun 2026 nanti ??
Maka tidaklah mengherankan apabila MBG terus dipantau oleh berbagai kalangan, berbagai opini dari kalangan masyarakat terlontar, sebaiknya MBG sistemnya dirubah berikan uangnya kepihak sekolah biar sekolah yang mengelola dengan menampung selera para siswa sebagai penikmat makan gratis tersebut, dilain pihak MBG menguntungkan bagi pebisnis sehingga mereka begitu diuntungkan dengan adanya program tersebut.
Dilain pihak ada yang berpendapat, dana MBG sebaiknya dialihkan untuk mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan, "tidak makan gratispun anak - anak masih ada orang tuannya yang mengurus" ungkap salah seorang yang enggan ditulis jati dirinya dimedia.
Dengan beragam berbagai dinamika, apakah MBG bisa bertahan lama ? minimal 3 tahun, setelah itu ada evaluasi menampung berbagai persepsi ditengah - tengah masyarakat.
Kita sebagai masyarakat hanya bisa menilai sejumlah program MBG dari segi kelemahannya tanpa menyikapi kelebihannya, mari semuanya kita serahkan kepada pemerintah pusat. ****
